Dipuk-puk Allah lewat Ayat-Nya
![]() |
Photo by Wren Meinberg on Unsplash |
Gimana kalau di suatu sore yang sejuk, kamu diberi tahu seseorang bahwa
orang yang selama ini kamu panggil ibu bukanlah ibu kandungmu? Ibumu ternyata
sudah lama berpulang. Atau saat usahamu
masuk kampus yang kau diimpikan sejak remaja harus dikubur dalam-dalam karena
ayahmu pergi entah ke mana? Kamu diminta menggantikan peran ayah sebagai tulang
punggung saat teman sebayamu sedang menikmati segelas es kopi susu selepas
kuliah.
Kesedihan, tekanan, hampa,
dan air mata. Mereka kerap kali bagai air bah yang menenggelamkan kita di
pusaran kegelapan. Lalu, kita harus apa? Meratapi kehilangan? menyalahkan
takdir? Di suatu hari, sewaktu dunia terasa begitu sempit, ada sepotong video
penghiburan tentang janji Allah kepada Nabi muhammad lewat surah ad-Dhuha yang
lewat beranda media sosial. Ad-Dhuha secara garis besar adalah jawaban dari
ejekan kaum Quraisy kepada Nabi muhammad saw. yang sudah ditinggalkan oleh
Tuhan-Nya. Surah ad-Dhuha diawali dengan sumpah Allah atas waktu Dhuha. Secara
tersirat waktu dhuha adalah semburat cahaya yang menghangatkan dan simbol turunnya
waktu yang membawa manusia keluar dari kegelapan. Ayat kedua, demi malam
apabila telah sunyi. Malam bisa diartikan sebagai kegelapan atau simbol
keterpurukan. Dan dalam waktu keduanya (dhuha dan malam) dilanjutkan dengan
ayat ketiga, Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu. See, Tuhanmu tidak akan pergi dalam musim hidup mana pun. Dekatilah Ia. Sampaikan
perkara yang mencuri waktu tidurmu kepada-Nya. Mintalah dimudahkan dan
dikuatkan segala-galanya. Lalu, apakah
hidup hanya digunakan untuk berdoa dan meminta? Jawabannya sudah pasti tidak.
Usahakan sebaik-baiknya. Dan ingat, hasil atas usaha berada di tangan Sang
Pencipta agar tenang hatimu. |
Komentar
Posting Komentar