MEMETIK HIKMAH DARI KELINGKING SANG RAJA
Alkisah, di
sebuah kerajaan ada raja yang hobi berburu. Lengah dikit raja udah ada di
tengah hutan bidik rusa. Rusa bidikannya sudah mati tertancap panah dan siap
dipotong-potong buat dijadikan santapan. Saking semangatnya, di tengah memotong
rusa jari kelingking sang raja ikutan terpotong dan putus. Sepanjang perjalanan
pulang raja badmood dan marah terus-terusan. Pasalnya, kehilangan
kelingking bikin dia nggak bisa memanah buruan. Dan dia nggak akan bisa berburu
lagi. Udah gitu penasihat yang nemenin malah ngasih nasihat gini, “setiap
kejadian yang terjadi di bawah langit ini ada hikmahnya, wahai raja” Template
banget ‘kan.
Selang tiga
hari, raja tetap nggak bisa terima semua nasihat template “yang sabar, yaaa…
namanya juga takdir,” dan sejenisnya. Lalu, penasihat bijak akhirnya
dijebloskan ke penjara. Lalu, sang raja mencari penasihat baru.
Bertahun-tahun
kemudian, raja kangen pergi ke hutan dan ngajak penasihat barunya. Di tengah
hutan, mereka tertangkap suku kanibal dan bakal dijadiin sate-satean buat menu
makan malam. Sesampainya di tempat tinggal kaum kanibal raja ga lolos Quality
Control dan dibebasin gitu aja. Usut punya usut, kaum kanibal cuma nerima
manusia dengan fisik sempurna tanpa cacat apa pun. Dan, karena jari
kelingkingnya ilang, si raja jadi ga ‘kepake’ lagi. Dengan perasaan haru dan
lega raja berlarian ke istana dan ngabarin hal ini ke penasihatnya yang ada
dipenjara. Penasihatnya juga berterima kasih karena udah dipenjara. Soalnya,
kalau dia nggak ditahan bisa jadi sekarang udah jadi santapan kaum kanibal.
Entah ini cerita
rekayasa, fiksi, imajinasi, atau rekaan semata, setidaknya cerita ini engajak kita berkaca diri.
Sebagai manusia yang nggak punya kemampuan untuk liat masa depan itu ada untungnya.
Kita jadi nggak terlalu parno menjalani takdir. Coba aja si raja punya anugerah
bisa prediksi jarinya putus, dia nggak akan tertarik berburu dan lebih suka
miara kucing angora di istana. Jalaluddin Rumi pernah bilang bahwa semua yang
datang dalam hidup manusia adalah kebaikan. Kebaikan yang dipetik saat ini atau
hikmah yang tersingkap di kemudian hari. Kita bisa berbaik sangka
atas semua hal yang kita terima setelah berpeluh-peluh usaha. Ditutup dengan
lagu dari Nadin Amizah,
Biar
kita tinggal di angkasa
Bersama
selama, lama, lama, lamanya
Beralas
awan, berpayung Tuhan yang baik
Hendak jauh-dekat tetapi selalu lebur
Komentar
Posting Komentar