Merawat Diri atau Anxiety?

Foto oleh Toa Heftiba di Unsplash

Kenapa ya, aku udah coba berbagai macam skincare, tapi tiap kali ngaca ngerasa nggak cukup cantik?”


Pertanyaan ini muncul setelah ngerekap berbagai jenis bahan aktif dan beragam merk skincare yang aku pakai dari lima tahun lalu. Bertahun-tahun coba produk dari harga puluhan ribu sampai ratusan ribu per botol. Dari fungsinya cuma melembabkan sampai klaimnya setara perawatan dokter. Aku pernah ada di masa, kulit dua kali lebih cerah tapi makin sensitif. Akibatnya jerawat meradang. Berujung, bekasnya susah hilang. Kemudian, aku cari cara nutup bekas jerawat pakai bedak waktu keluar rumah. Dan yang lebih stressful, bedakku sering geser terus luntur karena gerah dan kepanasan. Duh, Gusti! 


Sewaktu scroll Instagram, aku nemu sebuah quotes yang bunyinya, “When a measure becomes a target, it ceases to be a good measure.” Lahhh, relate benul. “Ketika sebuah ukuran berubah menjadi tujuan, dia berhenti menjadi sebuah ukuran yang baik.”  


Dalam kasusku, ukuran lebih sering jadi end game. Tujuanku pakai skincare supaya kulit sehat dan terawat. Dan itu bisa datang lewat kulit yang lembab. Dan kulit yang lembab bisa diwakili dengan bebas jerawat, kulit glowing, dan make up yang nyatu dengan kulit. Tapi, ketika yang dikejar adalah kulit glowing bebas jerawat. Maka, kulit glowing bebas jerawat tadi berhenti jadi ukuran yang baik untuk kulit yang sehat. 


Kulit tanpa pori-pori, bebas jerawat, dan glowing adalah ukuran-ukuran. Tapi, ukuran itu aku jadikan tujuan dan aku buru mati-matian, ini yang udah melenceng jauh dari tujuan awalku. Mungkin ini sebabnya, walau aku sudah punya kulit lebih lembab dan bersih, aku tetap merasa belum sampai-sampai juga di sana.


 

Komentar

Postingan Populer